First New Thing in 2015: Mayo Diet

header wordpress (21)

Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di awal tahun ini saya nggak memulai tulisan saya dengan sederet daftar resolusi seperti yang saya lakukan di tahun-tahun sebelumnya. Kali ini saya mau bercerita tentang hal baru pertama yang saya lakukan di tahun 2015: DIET MAYO. Saya memang anaknya cenderung ababil dan jadi follower. Jadi ketika mulai banyak orang yang mencoba diet mayo, dan berhasil menghilangkan beberapa kilo, saya jadi kompetitif dan pengen ikutan juga. Akhirnya mulai tanggal 5 Januari kemarin saya ikutan catering diet mayo demi berhasil menurunkan beberapa kilo yang mengendap di badan saya sepanjang tahun 2014 kemarin. Kebanyakan teman-teman saya gagal di hari ke delapan dan hari ke sepuluh, makanya saya keukeuh banget kalau saya harus sukses sampai hari terakhir! Dan akhirnya… Saya gagal di hari ke duabelas. #TOTALFAIL. Hahahaha, malu-maluin memang. Program diet mayo cuma 13 hari dan saya gagal di hari terakhir. Tapi, seenggaknya saya gagal bukan karena kabita atau berhasil digoda oleh makanan-makanan enak di sekitar saya melainkan karena di hari terakhir saya nggak bisa ambil bekal saya, karena saya ada acara di luar kota. Daripada saya nggak makan sama sekali, jadi saya memutuskan untuk gagal di hari ke duabelas. Anyway, jangan ditanya kenapa saya nggak masak sendiri menu terakhir. Jawabannya simple: Saya nggak bisa masak, dan saya nggak tau takaran menunya hahaha. Well, hasil dari diet mayo saya yang gagal ke hari duabelas ini sebenernya nggak terlalu magical. Maksud saya, turunnya berat badan saya cuma sekitar 4 kilogram saja, nggak drastis banget. But I learn couple things from this mayo diet. Saya ingat sekalil betapa tersiksanya saya ketika saya harus menjalani dua hari pertama diet mayo karena kebiasaan omnivora saya. Ketika saya melihat menu yang isinya kebanyakan sayur, nggak ada nasinya, dan ada menu ikan, rasanya saya pengen batal mayo saat itu juga! Tapi untungnya karena saya anaknya kompetitif, jadi saya memilih untuk tetep ikutan. Hari pertama dan kedua diet mayo saya jalani sambil manyun karena makan tanpa garam, gula, dan nggak boleh minum es itu nggak gampang! Tetapi setelah hampir seminggu saya diet mayo, ternyata saya bisa lho hidup tanpa makan garam dan gula. Saya bisa lho minum air putih, instead of minuman dingin yang mengandung gula sintetis berlebihan. Saya bisa lo makan ikan yang cuma dibakar aja di depan teman saya yang lagi nyam-nyam makan ayam goreng penyet kesukaan saya. Minggu pertama saya lewati dengan senyuman kemenangan, dan saya punya satu kepercayaan diri baru: saya ternyata bisa makan makanan sehat. Saya nggak suka sayur dan saya nggak suka ikan. Tapi ternyata, saya bisa makan itu semua, dan honestly speaking, berkat diet mayo saya jadi suka ikan dori! Padahal kalau biasanya dikasih ikan, saya bakalan langsung melipir perlahan untuk kabur dan nyari ayam penyet. Tetapi, dibandingkan dengan perjuangan saya menahan diri memakan makanan-makanan tempting dan penuh rasa di luar sana, ternyata diet mayo cuma berhasil menurunkan 4 kg saja. Orang juga nggak ngeh dengan berkurangnya berat badan saya. Anehnya, saya nggak peduli. Kenapa aneh? Soalnya tujuan saya diet mayo, selain karena ikut-ikutan dan rasa kompetitif untuk bisa buktiin saya bisa bertahan sampai dengan hari terakhir, tujuan utama saya ya satu: KURUS! Tapi kok, walaupun berkurangnya nggak signifikan dan nggak banyak orang yang ngeh kalau saya agak kurusan, saya nggak peduli ya? Setelah saya telaah (cailah! Bahasamu, Jeng!), I noticed about something:

“It’s not about others’ perspective. It’s about how do you feel about yourself.”

Hal berikutnya yang bikin saya lebih tertegun adalah, “gila ya! Ini cuma diet lho! Bukan kelas inspirasi, bukan les kepribadian, bukan seminar tentang kepercayaan diri. Ini cuma diet. Saya nggak pernah expect bisa mendapat pesan tersirat dari sebuah diet yang cuma duabelas hari. Serius deh, ketika ada orang-orang yang ngomong, “Lo habis diet, Jeng? Kok nggak keliatan?” Saya sama sekali nggak merasa tersinggung, malahan dalam hati saya menjawab, “Bodo amat nggak keliatan kurusan, but I feel much more comfortable than before.” Iya, saya merasa jauh lebih nyaman walaupun hanya kehilangan 4 kg. It’s such a great feeling to experience in early year. Semoga dengan permulaan yang baik ini, saya bisa menjalani tahun 2015 dengan lebih percaya diri, dan akan lebih banyak lagi menemukan hal-hal kecil bermanfaat yang bisa menjadikan diri saya lebih baik lagi. Amiin!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s